Hakikat
Bimbingan dan Konseling di SD
M.
Surya (1988:12) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian atau
layanan bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang
dibimbing agar tercapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungan.
Bimbingan
ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu
dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di dalam
kehidupannya (Oemar Hamalik, 2000:193).
Bimbingan
adalah suatu proses yang terus-menerus untuk membantu perkembangan individu
dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat (Tim
Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1990:11).
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik sebuah inti sari bahwa bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization).
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik sebuah inti sari bahwa bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization).
Perlunya
Bimbingan dan Konseling di SD.
Jika
ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelangi
perlunya bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek
psikologis. Secara umum, latar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat
dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin,
bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta
sehat jasmani dan rohani.
Untuk
mewujudkan tujuan tersebut sudah barang tentu perlu mengintegrasikan seluruh
komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya komponen bimbingan.
Bila
dicermati dari sudut sosio kultural, yang melatar belakangi perlunya proses
bimbingan adalah adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat
sehingga berdampak disetiap dimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah
dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, sementara laju lapangan pekerjaan
relatif menetap.
Menurut
Tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9) ada lima hal yang melatarbelakangi perlunya
layanan bimbingan di sekolah yakni:
(1) masalah perkembangan
individu,
(2) masalah perbedaan
individual,
(3) masalah kebutuhan
individu,
(4) masalah penyesuaian
diri dan kelainan tingkah laku, dan
(5) masalah belajar
sipp..........
BalasHapuskeren deh....
BalasHapusbagus buat referensi..
oke dehh
BalasHapusnambah pengetahuan buat kita...
BalasHapus