Rabu, 15 Mei 2013

contoh kasus konseling individu menggunakan rational emotive

Contoh Kasus  “ Minder “
            lolly adalah siswa kelas XI SMA. Dia bisa di bilang siswi berprestasi di sekolahnya, dia anak yang baik, periang, dan banyak mempunyai teman. Namun setelah kematian pacarnya yang kecelakaan. perilakunya menjadi berubah.dia lebih terlihat murung , menyendiri, dan sering menangis tanpa sebab. Perilakunya ini berdampak ada kehidupan disekolah dan dirumahnya. Nilainya menurun, prestasinya jadi rendah dan malas belajar.
Identifikasi Masalah :
            Dari ilustrasi permasalahan diatas dapat bahwa lolly kehilangan pikiran positifnya , pikirannya irasional , dan kesulitan memahamiapa yang ia alami.
Diagnosis :
            Diagnosis memiliki arti suatu uapaya untuk mengenal, menetapkan atau menentukan sifat, serta hakekat dalam suatu peristiwa melalui pengamatan terhadap gejala.
            Berdasarkan dari hasil analisis dan sintesis di atas yang menjadi penyebab permasalahan lolly adalah kehilangan pikiran rasionalnya.
Prognosis :
            Dilihat dari permasalahan yang dihadapi oleh lolly tersebut maka dapat digunakan beberapa alternatif bantuan untuk membantu menyelesaikan masalahnya, yaitu dengan dilakukanya konseling individu untuk memberikan alternatif bantuan kepada konseli mengenai kesulitan belajar akibat rasa mindernya. Dalam permasalahan ini saya menggunakan teknik konseling dengan menekankan pada pendekatan RET (Rational Emotif Therapy) , yang bertujuan untuknmenumbuhkan kesadaran lolly terkait seringnya menyalahkan diri sendiri, dan menghapus pikiran irasiaonal yang lolly alami.
Treatmen :
            Proses wawancara dilakukan di ruang BK,  di jam kosong pelajaran lolly menyempatkan waktunya.
Waktu             : pukul 10.00 – 10.45 WIB
Tempat            : di ruang BK
Tanggal           : 12 Mei 2013


Hasil Wawancara : PERTEMUAN PERTAMA
Pertanyaan dan jawaban
Keterangan
Klien : assalamualaikum bu,
Konselor : waaalaikumsalam, lolly.. silahkan duduk.. jam pelajaran apa ini ? apa gurunya tidak masuk?
Klien : jam pelajaran matematika bu, tidak bu, karena beliau ada kepentingan dinas, jadi kami hanya di berikan tugas.
Opening (pembukaan)
Konselor : lalu apa kamu sudah mengerjakannya ?
Klien : belom bu, saya tidak konsen mengerjakannya.

Konselor : loh kenapa begitu, apa ada yang menyebabkan kamu tidak konsen seperti itu ?
Klien : Hehee... yaa bu, saya aja ga tau... sebenarnya saya juga bingung apa yang saya pikirkan..

Konselor : ibu senang kalau kamu bersedia menceritakan apa yang sedang menjadi beban fikiranmu kepada ibu, kamu bisa berbagi masalah dengan ibu, ibu siap menjadi teman mu .. pelan pelan saja ceritanya.
 Konseli : saya bingung harus cerita darimana bu, saya takut.
Attending (penerimaan)
Konselor : Tidak perlu takut, tidak pelu bingung, waktunya masih banyak, kamu tenangin diri dulu, ibu siap menunggu. Pelan-pelan sajaa lol..
Klien : iyaa bu, begini bu, saya memiliki pacar , yang meninggal 6 bulan lalu, saya merasa sedih dan kehilangan arah  bu semenjak itu.
Refleksi of feelling (pemantulan perasaan)
Konselor : ya yaa, saya memahami perasaan lolly. Ungkapkan pelan-pela saja.
Klien : pacar saya meninggal saat akan menjemput saya di sekolah bu, dan kejadiannya tepa di depan mata saya, saya merasa menyesal, kenapa harus memintanya jemput, kenapa tidak saya mandiri sajaa, kenapa saya harus manja seperti ini , saya memang bodoh bu.. seandainya saya tidak memaksa dia untuk menjemput , dia pasti akan tetap bersama saya sekarang ,saya bodoh sekali bu.
Acceptance
Konselor :ibu sangat memahami perasaan lolly , terus apa lagi yang lolly rasakan, ?
Klien :padahal saya sangat menyayangi dia bu, tp saya sndri yang mencelakakannya.
Konselor : coba ceritakan kronologi peristiwa nya, pelan-pelan sajaa..
Klien : saat itu bu, saya sms pacar saya untuk menjemput saya pulang sekolah, pacar saya sudah kuliah bu. Karna kebetulan dia sedang tidak ada kuliah maka saya ingin dia menjemput saya sepulang sekolah. Setelah bel sekolah berbunyi, saya langsung keluar kelas dan menunggunya d gerbang sekolah, baru 5 menit saya disitu, saya melihat tabrakan hebat bu, antara bis dan motor satria FU milik pacar saya, saya langsung berlari dan menangis histeris bu, ambilance datang dan membawa pacar saya ke rumah sakit, tapi itu tidak menolongnya, pacar saya meninggal bu. Saya pingsan dan saya ...(menangis)
Exploring
Konselor : (memberikan tisue)... menangis saja jika itu membuat lolly bisa lebih tenang. Ibu bisa merasakan apa yang lolly alami dan rasakan saat itu.
Klien  : ...... (masih menangis)....
Konselor : jadi lolly merasa, kejadian itu kesalahan lolly karena sudah meminta dia menjemput lolly ?
Konseli : iya bu, saya merasa ini semua kesalahan saya. Saya berfikir saya juga harus mati untuk menebus semua kesalahan ini
empathy
Konselor : cobaa dipikir dua, tiga kali lagi apakah berfikir seperti itu sudah sesuai ?
Klien : entahlah bu,
rejection


Konselor : bagaimana dengan orang tua lolly dengan orang tua pacar lolly?
Klien : orang tua saya selelu menguatkan saya bu, walaupun sampai sekarang saya belom bisa memaafkan diri saya sendiri. Kalau orang tua pacar saya, mereka berusaha menerima semua takdir ini dengan ikhlas bu, mereka tidak membenci saya, bahkan mereka masih menganggap saya sebagai anaknya sendiri. Kadang saya masih sering sekali bekunjung kesanaa bu, sepulang sekolah.

Lead
Konselor : orang tua lolly daan orang tua pacar lolly tidak membenci lolly, sekarang mari kita berfikir bersama, dari orang tua lolly dan orang tua pacar lolly sangat menguatkan lolly , tetapi lolly inin menebus kesalahan dengan ikut mati, menurut lolly apa itu cara yang palin tepat ?
Klien : gimana yaa bu, saya selalu merasa di kejar-kejar perasaaan bersalah, fikiran itu selalu terlintas bu.
restatement
Konselor : jadi menurut lolly permasalahan selesai ketika lolly ikut mati bersamanya ? tanpa menghiraukan perasaan keluarga lolly dan keluarga pacar lolly , begitu ?
Klien : yaa bu saya rasa itu cara terbaik.saya merasa hampa tanpa kehadiran pacar saya bu.
paraphasing
Konselor : sekarang coba lolly fikirkan dlu, apakah dengan semua rencana dan fikiran lolly itu semua dapat selesai, apakah dengan ikut mati lolly bisa merasa bahagia ? apakah pikiran dn harapan lolly itu tidak malah menambah masalah baru untuk orang tua lolly, dan orang tua pacar lolly yg sudah menggangap lolly anak sendiri harus kehilangan lagi ?
Klien  : iya sih bu, saya rasa itu malah menambah masalah , hmmmmm... saya bingung bu.
counfrontation
Konselor : berarti lolly merasa sekarang ikut mati bukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah ini bukan ?
Konseli : Saya mengerti bu, tapi saya masih sulit memaafkan diri saya sendiri. Saya merasa akar permasalahan terpusat pada sayaa bu.
belief
Konselor : coba fikir lol, kalau orang tua pacarmu saja bisa tegar menerima kenyataan ini, bahwa anaknya sudah meninggal, mengapa kamu tidak sekuat itu ? padahal mereka pun sama halnya dengan kamu yang menyayangi nya.
Konseli : yaa yaa bu, beraryi fikiran saya terlalu pendek bu ?
confrontation


Konselor : apa lolly pernah menceritakan ini kepada orang tua lolly ?
Konseli : Tidak bu, saya selalu bingung untuk memulai cerita, ujung-ujungnya saya pusing ,nangis dan lemas bu.
lead
Konselor : sekarang apa kamu merasa lemas dan pusing ?
Konseli : sedikit bu, bagaimana jika dilanjut lain waktu bu ? saya rasa lemas sekali bu.
Konselor : baukalh tidak masalah. Sebelumnya dari yg telah kamu ungkapkan , apa kesimpulang yang kamu dapat ?
Konseli : saya merasa saya telah merasa berdosa telah membuat pacar saya meninggal, tapi sya tidak tahu bagaimana menghilangkan perasaan itu. Dan saya masih bingung bagaimana mengembalikan diri saya yang sebenarnya.
Konselor : baik kalau begitu kita lanjutkan lain waktu lagi, jika lolly telah siap untuk melanjutkan dan menyelesaikan nya sampai lolly dapat kembali menjadi diri sendiri. Silahkan beristirahat ya..
Konseli : iya bu saya siap untuk menyelesaikan ini hingga tuntas, terimakasih atas pethatian ibu.. assalamualaikum bu.
Konselor : sama-sama lolly.. wa’alaikumsalam



Termination (pengakhiran)

7 komentar: