Rabu, 15 Mei 2013

bimbingan konseling di sd part 1


Kebutuhan Dasar Bimbingan Di SD
Masalah-masalah yang dialami siswa dapat terjadi oleh berbagai sebab, baik yang bersumber dari sisiwa itu sendiri maupun yang bersumber dari lingkunganya. Sebab-sebab yang bersumber dari diri siswa itu sendiri yaitu pada dasarnya terkait dengan upaya mewujudkan tugas-tugas perkembangan, upaya memenihi kebutuhan-kebutuhannya. Sedangka sebaba-sebab yang bersumber dari lingkunannya terkait dengan dipengaruhi kondisi rumah tangga, kondisi sekolah dan kondisi sosial budaya yang kurang menguntungkan.
Tingkah laku salah satu siswa sekolah dasar tampak berbeda, tidak separti teman-teman yang lain. Dia tampak sendirian, lemas, penakut, tidak bahagia, tidak bersemangat, tidak memiliki seorang temanpun dan teman-teman kelasnya tidak ada yang menyukainya.
Gambar di atas merupakan contoh maslah siswa disekolah dasar. Dengan separti itu maka proses belajar-mengajar akan mengalami banyak kendala, bagi siswa itu sendiri, masalah-masalah yang di alaminya akan berdampak pada perkembangannya.
Siswa dapat dibantu untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, baik masalah yang dihadapi sekarang maupun masalah yang mungkin timbul pada masa yang akan datang. Dalam hal ini bimbingan dan konseling dapat memeinkan peran yang amat penting. Sejalan dengan sebab sebab terjadinya masalah, maka kebutuhan bimbimngan di sekolah dasar bertolak dari upaya-upaya berikut ini.

1.      Membantu Murid Dalam Mewujudkan Tugas-tugas Perkembangannya.
Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang timbul pada suatu masa tertentu dalam kehidupan seseorang. Keberhasilan seorang individu menunaikan tugas-tugas perkembengannya secara baik akan memungkinkan individu itu memperoleh kebeahagian dalam hidupnya, dan akan mempermudah dirinya dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Sebaliknya, kegagalan dalam menunaikan tugas-tugas perkembangan dapat menyebabkan ketidakbahagiaan dalam individu, dan mempersulit  dirinya dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Sehubungan diatas, Havighurst menyatakan ada sejumlah tugas perkembangan yang harus dilaksanakan pada anak-anak tingkat sekolah dasar(6-12), yaitu:
1)      Mempelajari ketrampilan- ketererampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
2)      Mengembangkan keseluruhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh.
3)      Belajar bergaul denan teman-temannya
4)      Mengambangkan ketermpilan-keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
5)      Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
6)      Mengembangkan kata hati dan norma-norma
7)      Mendapatkan kebebasan pribadi
8)      Mempelajari peranan sosial, baik sebagai wanita maupun pria
9)      Mengambangkan sikap-sikap terhadap kelompok dan badan sosial.

Guru perlu memahami konsep-konsep tenteng tugas-tugas perkembangan diatas. Dengan memahami konsep tersebut, guru tidak saja dapat mencari dan menyatakan tujuan tujuan pendidikan disekolah tetapi dapat melaksanakan pendidikan sesuai dengan tingkat kematangan, kesiapan dan kebutuhan anak.

2.      Membantu Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Dasar Siswa
Sebagaimana manusia umumnya, maka siswa memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu. Maslow (Ngalim Porwanto, 1990:77) mengemukakan ada lima kebutuhan dasar manusia. Secara hirarkis, kelima kebutuhan dasar itu digambarkan sebagai berikut ini.
  

Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia separti kebutuhan makanan, pakaian dan perumahan.
            Kebutuhan rasa aman kebutuhan untuk terbebas dari rasa takut, terlindung dari bahaya, ancaman penyakit dan perlakuan tidak adil.
            Kebutuhan kasih sayang yaitu ebutuhan untuk merasa dicintai dan di miliki serta di sayangi oleh orang lain
            Kebutuhan panghargaan yaitu kebutuhan akan penghargaan atas prestasi, kemampuan, kedudukan, pangkat dan sebagainya.
Kebutuhan aktualiasasi diri yaitu kebutuhan untuk menyampaikan atau memunjukan kemempuan diri secara maksimum dan kreatif.
Kebutuhan-kebuthan yang terpenuhi itu akan dapat mendatangkan kepuasan, kesenangan, dan kebahagiaan bagi orang yang bersangkutan. Sebaliknya, kebutuhan-kebutuan yang tidak terpenuhi dapat mendatangkan kesulitan, ketidaksenangan, dan ketidakbahagiaan pada diri orang yang bersangkutan. Bagi siswa siswa di sekolah, terpenuhinya kebutuha-kebutuhan itu akan memungkinkan dapat mencapai perkembangan secara optimal. Tugas bimbingan dan konseling yang terpenting dalam hal ini adalah membantu agar anak didik dapat memperoleh kemudahan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.

Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunnaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa masalah-masalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi dan sosial. Masalah-masalah perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar. Sisi lain yang memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan sekolah dasar ialah rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Tentang keragaman siswa sekolah dasar bergerak dari siswa yang sangat pandai sampai dengan yang sangat kurang, dari siswa yang sangat mudah menyesuaikan diri terhadap program sampai dengan siswa yang sulit menyesuaikan diri, dari siswa yang tidak bermasalah sampai dengan dsiswa yang sarat akan masalah. Kondisi seperti ini akan memunculkan populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, anatara lain mencakup:
a. siswa dengan kecerdasan dan kemampuan diri
b. siswa yang mengalami kesulitan belajar
c. siswa dengan perilaku bermasalah

Secara formal, kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah digariskan didalam undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional beserta perangkat peraturan pemerintahnya. hal-hal yang berkenaan dengan pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya, dibicarakan secara khusus dalam PP No. 28 tahun 1989. Pada pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa :
a. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
b. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
Pengakuan formal seperti ini mengandung arti bahwa layanan bimbingan di sekolah dasar perlu dilaksanakan secra terprogram dan ditangani oleh orang yang memiliki kemampuan untuk itu. Untuk pendidikan disekolah dasar pada saat ini, dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa serta penyelanggaraan sistem pendidikan sekolah dasar yang ditangani oleh guru kelas, maka layanan bimbingan disekolah dasar dalam banyak hal masih akan lebih efektif dilaksanakan secara terpadu dengan proses pembelajaran dan ditangani oleh guru kelas. oleh karena itu guru sekolah dasar dikehendaki memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyelanggarakan layanan bimbingan.

2 komentar: